Abdul Rahman Ma’mun* and Meidi Kosandi**
Abstract
The research objective in this paper is to examine how the politics of campaign funding in the 2019 Presidential Election with a focus on the dimensions of receiving large campaign fund from oligarchs to the Candidates for President and Candidates for Vice President Jokowi-Ma’ruf and Prabowo-Sandi and the dimension of repayment to contributors and voters at the post-presidential election. In that regard, this paper also discusses the pattern of funding for the Jokowi-Ma’ruf campaign as the winner of the 2019 Presidential Election, which contributed to the formation of the new oligarchic political structure after the 2019 Presidential Election. For this purpose, a qualitative method approach is used with inductive data analysis, building patterns, categories, and themes from the bottom up (inductive) based on Jeffrey A.Winters’ Oligarchy theory supported by the concept of campaign funding from USAID on secondary data on the Jokowi-Ma’ruf and Prabowo-Sandi campaign fund reports that were reported to the KPU and audited by a public accounting firm. The offered argument is that the politics of campaign funding of the Jokowi-Ma’ruf pair as the winner of the 2019 Presidential Election, involving large contributions from the oligarchs, influenced the change in the oligarchic nature of the government, as a result of the Presidential Election, namely the change in the nature of oligarchs’ involvement in coercion and power from ‘fragmented’ to ‘collective’, and a change from ‘wild’ competing between oligarchs to ‘tame’ in government.
Keywords: campaign funding, presidential election, Jokowi-Ma’ruf, Prabowo-Sandi, oligarchy
Abstrak
Tujuan penelitian dalam tulisan ini adalahuntuk mengkaji bagaimana politik pendanaan kampanye pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan fokus pada dimensi penerimaan sumbangan dana kampanye yang besar dari kalangan oligark kepada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, dan dimensi pembayaran kembali kepada penyumbang dan pemilih pada pasca-pilpres. Dalam kaitan itu tulisan ini juga mendiskusikan pola pendanaan kampanye Jokowi-Ma’ruf sebagaipemenang Pilpres 2019, yang berkontribusi pada bentuk strukturpolitik oligarkis yang baru pasca Pilpres 2019. Untuk tujuan tersebut maka digunakan pendekatan metode kualitatif dengan analisis data secara induktif, membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-tema dari bawah ke atas (induktif) dengan didasarkan pada teori Oligarki dari Jeffrey A. Winters yang didukung oleh konsep pendanaan kampanye dari USAID terhadap data sekunder laporan dana kampanye Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi yang dilaporkan ke KPU dan telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Argumen yang ditawarkan adalah bahwa politik pendanaan kampanye pasangan Jokowi-Ma’ruf, sebagai pemenang Pilpres 2019, yang melibatkan sumbangan besar dari kalangan oligark, memengaruhi perubahan sifat politik oligarkis pemerintahan hasil pilpres, yaitu perubahan sifat keterlibatan oligarki dalam pemaksaan dan kekuasaan dari yang “terpecah”menjadi “kolektif”, dan perubahan dari yang bersaing “liar”antar-oligarki menjadi “jinak”dalam pemerintahan.
Kata kunci: pendanaan kampanye, pilpres, Jokowi-Ma’ruf, Prabowo-Sandi, oligarki
Details
DOI: https://doi.org/10.37010/lit.v2i2.93
First published: LITERATUS, 2(2), 162-180, 2020-10-15
*Abdul Rahman Ma’mun – Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
**Meidi Kosandi – Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia