Menjaga Garuda Terbang Makin Tinggi

Credit: PT GARUDA INDONESIA (Persero) TBK CORPORATE SECRETARY

Muhamad Iksan

Bisnis Indonesia, 11 Juni 2022

 

Lebaran tahun ini warga bisa lebih bahagia karena Pandemi Covid-19 mulai terkendali di Tanah Air. Hal ini memberi berita baik bagi perusahaan trasnportasi termasuk Garuda Indonesia, Citilink, dan maskapai lainnya.

Virus Corona sempat membuat kinerja keuangan garuda makin tertekan karena jumlah penumpang berkuang drastis.

Pada 2020 dan 2021 menjadi tahun terberat buat semua maskapai naik nasional maupun internasional. Baru sedikit bernapas lega setelah melalui dua tahun pandemi, ketidakpastian kembali muncul pada akhir Februari 2022. Keputusan Rusia menginvasi Ukraina menimbulkan ketidakpastian global bertambah.

Untuk bisa bangkit dari badai lanjutan ini, hal paling utama dalam upaya pemulihan Garuda Indonesia adalah memastikan maskapai telah berada pada jalur yang benar dan cepat berdasarkan dari keputusan bisnis yang dibuat serta bagaimana perseoran memperoleh dukungan yang diperlukannya.

Senyatanya, dukungan politik telah berhasil diperoleh. Melalui rapat kerja Panitia Kerja (Panja) penyelamatan Garuda pada Komisi VI DPR-RI menyetujui Garuda Indonesia diberikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun dari pemerintah. Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan, karena PMN tersebut akan dicarikan hanya jika Garuda berhasil mencapai kesepakatan damai dengan kreditur dalam skema penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Penyelesaian melalui skema PKPU menawarkan banyak kelebihan seperti memberikan kepastian hukum yang mengikat bagi semua kereditur Garuda, dan memberikan perseoran kemampuan dalam penuntasan atau negosiasi ulang penrjanjian sewa yang memberatkan.

Secara operasional Garuda Indonesia Grup termasuk Citilink dan GMF Aeroasia berkomitmen merencanakan mengeksekusi secara efektif, dan melaluk an implementasi rencana perbaikan kondisi keuangan perusahaan. Inistiatif yang meliputi otimalisasi keuntungan berupa optimalisasi rute domestis dan internasional yang mengungtungkan melalui pengembangan produk dan penguatan harga yang bersaing ini, tenutnya patut didukung.

Selain itu, ada keputusan sulit harus ditempuh misalnya menutup rute yang merugi dan fokus terhadap rute dengan volume penumpang yang banyak dan rute menguntungkan. Dari sisi manajemen arus kas, renegosiasi kontrak pesawat, menunda kedatangan pesawat baru dan mempercepat redelivery pesawat yagn dapat memaksimalkan keuntungan bagi dua pihak, Garuda dan lessors. Ketiga, wilayah kerja bersama antara Garuda dan Citilink menjadi kunci sukses arah yang tepat bagi perbaikan (recovery).

TRAGIK MENINGKAT

Seperti sudah diduga, trafik meningkat tajam. Garuda Indonesia dan Citilink melayani lebih dari 45.000 penumpang pesawat dengan total sebanyak lebih dari 320 penerbangan pada akhir April lalu sering mudik lebaran. Peningkatan penumpang ini mencapai lebih dari 60% dibandingkan awal mudik.

Direktur utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam momentum tersebut juga turun tangan langsung ke lapangan dan membantu tim operasi garuda di Bandara Soekarno-Hatta.

Manajemen maskapai, baik Garuda maupun Citilink, diperkirakan secara bertahap akan menambah fleet sampai 2026. Walaupun, komposisi armada pesawat dan jumlahnya dapat tergantung banyak faktor termasuk negosiasi dengan lessor serta kehati-hatian dalam keputusan pengadaan armada menjadi hal yang terpenting.

Perpanjangan PKPU terakhir pada juni ini agar dapat mengadopsi variasi kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya, sebagian lessor perlu diselesaikan nilai tunggakan sewa pesawat, nilai lease pesawat kedepannya, dan terpenting menghadirkan kepercayaan pada rencan bisnis Garuda Indonesia masa mendatang.

Pihak lain menginginkan entitas bisnisnya memperoleh pembayaran dalam bentuk kreditor preferen ketimbang berupa konversi saham. Kreditor preferen berupa pembayaran kepada kereditor yang didahulukan oleh karena memiliki piutang yagn khusus. Pembayaran kepada kreditor preferen tetap dilakukan secara bertahap, sesuai kemampuan keuangan perusahaan.

Dari berbagai variasi kepentingan yagn harus didiskusikan dalam proses PKPU, kehadiran investor strategis dengan komitmen jangka panjang bagi transformasi bisnis Garuda Indonesia tetap diperlukan. Investor strategis dapat menjadi minta terpenting bagi pemangku kepentingan Garuda Group, yang sedang intensif dan berada pada jalur yang tepat dalam melakukan transformasi bisnisnya. (*)

 

Artikel ini pertama kali terbit di Harian Bisnis Indonesia, 11 Juni 2022