Seminar Indonesia Economic Quarterly

Indonesia Economic Quarterly Kerjasama PPPI, Worldbank, dan Globe Asia

Indonesia tetap berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi masalah-masalah ekonomi internasional, walaupun adanya gejolak akhir-akhir ini di pasar keuangannya, menurut Bank Dunia dalam Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia terbaru yang diluncurkan hari ini. Seperti di emerging markets lainnya, penurunan outlook pertumbuhan global dan perkembangan pasar keuangan internasional menyebabkan aliran keluar modal portofolio dan turunnya pasar saham secara signifikan di Indonesia selama dua bulan terakhir. Pasar keuangan internasional kemungkinan akan tetap bergejolak dalam jangka pendek, tetapi pertumbuhan Indonesia yang di dorong domestik, kuatnya posisi fiskal, akumulasi cadangan devisa dan kinerja pasar keuangannya yang telah diperkuat membuat Indonesia berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi goncangan-goncangan eksternal.

“Seperti negara-negara se-kawasan, pasar keuangan Indonesia tidak kebal terhadap goncangan eksternal. Akan tetapi, sementara banyak negara di dunia mengalami penurunan tajam pada posisi fiskal dan neraca keuangan sektor swasta sejak tahun 2008, Indonesia tetap menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat,” kata Shubham Chaudhuri, Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia . “Fundamental ekonomi makro Indonesia yang kokoh merupakan pertahanan utama dalam menghadapi gejolak pasar yang terus berlangsung. Dalam kondisi saat ini, menghindari ketidakpastian kebijakan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan terhadap goncangan pasar keuangan menjadi lebih penting bagi Indonesia.”

Investasi dan konsumsi swasta domestik Indonesia mendukung pertumbuhan PDB sebesar 6,5 persen pada dua kuartal pertama tahun 2011. Dengan turunnya inflasi harga bahan pangan sepanjang tahun, inflasi IHK telah turun di bawah 5 persen. Kuatnya landasan ekonomi domestik merupakan satu faktor yang menarik aliran masuk PMA dan modal portofolio dalam jumlah yang cukup besar selama tahun 2010 dan paruh pertama tahun 2011. Melihat ke depan, proyeksi baseline Bank Dunia untuk pertumbuhan adalah 6,4 persen untuk tahun ini dan tetap kuat pada 6,3 persen untuk tahun 2012. Proyeksi pertumbuhan yang sedikit lebih rendah untuk tahun depan mencerminkan penurunan permintaan eksternal dan melemahnya harga-harga komoditas internasional.

“Eksposur perdagangan langsung Indonesia terhadap penurunan yang dialami pasar-pasar di AS dan Uni Eropa relatif terbatas dibanding negara-negara lain se-kawasan. Akan tetapi aliran masuk modal ke Indonesia tetap terpengaruh oleh perubahan sentimen investor. “Yang benar-benar mampu menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat pada masa-masa gejolak dunia saat ini adalah kualitas dari respon kebijakannya,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle . “Berlanjutnya kemajuan reformasi struktural yang penting, seperti reformasi subsidi energi dan pembebasan tanah, dan peningkatan infrastruktur, tidak hanya akan membantu mengangkat prospek pertumbuhan Indonesia menjadi lebih tinggi tetapi juga dapat mendorong kepercayaan investor dalam jangka pendek.”

Beberapa pokok penting laporan triwulanan World Bank adalah sebagai berikut:

Peristiwa-peristiwa di dunia internasional mendominasi perkembangan ekonomi Indonesia selama triwulan terakhir. Proses pertumbuhan global telah melemah dan krisis hutaang pemerintah di zona Euro telah meningkat. Gejolak pasar dan penghindaran risiko di dunia internasional juga telah meningkat. Pekerja perekonomian domestik Indonesia telap kuat, tetapi seperti di negara lainnya di kawasan, pasar keuangan Indonesia juga tidak kebal terhadap gejolak saat ini.

Melihat ke depan, laporan terakhir Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia membahas bagaimana kondisi yang semakin memburuk dan meningkatnya ketidak pastian ekonomi global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dalam jangka pendek?

Indonesia memasuki periode meningkatnya ketidakpastian dengan posisi yang relatif kuat. Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh domestik, posisi fiskal yang kokoh, akumulasi cadangan devisa dan kinerja sektor keuangan yang kuat, membuat Indonesia berada pada posisi yang relatif baik dalam menghadapi meningkatnya goncangan eksternal.

Pertumbuhan PDF tetap kuat dan inflasi menurun. Pertumbuhan PDB pada triwulan 2/2011 tidak berubah dari triwulan 1 sebesar 6,5 persen tahun-ke-tahun. Investani dan konsumsi swasta tetap kuat. Dengan penurunan harga bahan pangan, inflasi IHK bergerak turun menjadi 4,8 persen di bulan Agustus 2011. Walaupun tingginya harga-harga bahan pangan beberapa waktu lalu berdampak negatif terhadap konsumen pangan bersih (net food consumers,) kuatnya ekonomi domestik berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan nasional menjadi 12,5 persen dibulan Maret 2011, dan 13,3 persen tahun sebelumnya

Posisi fiskal Indonesia yang kuat sangat berbeda denga situasi banyak Negara yang memburuk sejak tahun 2008. Tingkat hutang pemerintah Indonesia terhadap PDB relatif rendah, sekitar 25 persen, dan dengan kecenderungan menurun. Defisit diperkaitkan akan turun dari 2,1 persen dari APBN-P tahun 2011 menjadi 1,5 persen di R-APBN tahun 2012. APBN-P tahun 2011. Akan tetapi, belanja inti, terutama untuk infrastruktur, masih terhambat oleh masalah perincian.

Perkembangan-perkembangan di dunia internasional akan mempengaruhi proses pertumbuhan jangka pedek Indonesia, melalui dampaknya terhadap pemerintah eksternal, harga komanditas dan aliran modal. Dampak langsung perdaganagan Indonesia terhadap AS dan Uni Eropa memang terbatas tetapi dampak tidaklangsung kepada Indonesia melalui mitra perdagangan lainnya dampak menjadi signifikan. Jatuhnya harga komiditas dunia dan merosotnya pemerintah dari ekonomi-ekonomi berkembang utama Cina, merupakan mekanisme transmisi lainnya yang dapat mempengaruhi ekpor dan juga neraca fiskal, investasi dalam, konsumsi dan invesitas dalam negeri, konsumsi dan inflas.

Pada sisi keuangan, pengaruh kisis keuangan terhadap Indonesia telah terlihat. Dampak aliran keluar modal portofolio terhadap Indonesia telah meningkat sejalan dengan peningkatan cadangan devisa dalam beberapa tahun terakhir. Volume dan arahan aliran portofolio, dan biaya pembiayaan bagi pemerintah dan perusahaan Indonesia, memiliki kepekaan terhadap sentimen investor asing dan juga terhadap situasi ekonomi dan kebijakan domestik

Proyeksi dasar Bank Dunia terhadap pertumbuhan Indonesia sebesar 6,4 persen untuk tahun 2011 dan 6,3 persen untuk tahun 2012. Angka pertumbuhan tahun 2012 telah diturunkan dibandingkan Triwulanan edisi Juni karena melemahnya prospek pertumbuhan negara-negara mitra dengan utama dan harga komoditas, tetapi masih pada tingkat yang kuat. Dibawah skenario yang lebih pesimistis terhadap outlook perekonomian global, khususnya jika permasalahan sekarang memicu perlambatan yang lebih luas, pertumbuhan ekonomi Indonesi diperkirakan lebih rendah

Kokohnya fundamental ekonomi makro Indonesia dan kebijakan yang ada merupakan pertahanan yang paling kuat untuk menghadapi goncangan saat ini dan masa depan. Penguatan lebih lanjut terhadap kemampuan pemerintah untuk menangani risiko-risiko akan membawa manfaat. Dalam gejolak yang terjadi sekarang menghindari kebijakan-kebijakan yang tidak pasti menjadi lebih penting, terutama yang berkaitan dengan perubahan dalam pembatasan investasi luar negeri dan kerangka peraturan dan pemerintah.

Berlajunya kemajuan reformasi untuk meningkatkan iklim investasi dapat membantu mendorong kepercayaan investor dan meningkatkan outlook pertumbuhan jangka menengah Indonesia. Edisi Triwulanan ini memiliki sejumlah pembahasan tentang masalah-masalah jangka menengah. Yang pertama membicarakan bagaimana kerangka Kerjasama Pemerintah-Swasta di Indonesia dan bagaimana penerapannya dapat diperkuat sehingga dapat membantu pemerintah utnuk mencapay sasarannya terhadap investasi infrastruktur sektor swasta. Yang kedua membahas peran penting pemerintah daerah dalam pelayanan publik pada bidang-bidang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dan keterbatasan efisiensi belanja daerah. Yang terakhir membicarakan tentang untuma pembangunan bagaimana menjadikan pertumbuhan menjadi lebih inklusif, dan juga lebih tinggi, dengan fokus analisi di provinsi Jawa Timur.

 

Laporan lengkap World Bank dapat diperoleh pada www.worldbank.org/id

 



Author: Admin PPPI
Research, News, and Information Updates from Paramadina Public Policy Institute

Leave a Reply